Kamis, 26 Agustus 2021

Serba Serbi Pohon Kepayang (Pangium edule Reinw)

                                            


Tanaman kepayang atau Pangium edule Reinw merupakan tanaman pohon yang tumbuh liar di sekitar daerah aliran sungai. Tanaman ini termasuk suku Achariaceae ( dulu dimasukkan dalam suku Flacourtiaceae). Orang Sunda menyebut tanaman ini sebagai picung, pucung atau kepayang sedangkan di Toraja disebut Panarassan dan di Minangkabau disebut Simaung (Yohar,2012).

Kepayang termasuk kelompok pohon besar, tinggi pohon mencapai 25 meter (Yohar,2012). Menurut Arini (2012) pohon kepayang dapat mencapai umur 100 tahun, tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat 10-1000 mdpl, pada tanah berbatu, tanah liat, yanah aluvial, podsolik, bahkan tanah miskin unsur hara. Pohon kepayang umumnya tumbuh di ketinggian 350 mdpl dan membutuhkan lingkungan yang cukup air, dapat tumbuh didaerah lebih tinggi beriklim kering dan jarang terkena banjir (Partomihardjo dan rugayah,1989).

Botani Kepayang

Klasifikasi kepayang adalah :

Kingdom         : Plantae

Divisi               : Spermatophyta

Sub divisi        : Angiospermae

Kelas               : Dicotyledonae

Bangsa            : Cislales

Suku                : Flacoutiaceae

Genus              : Pangium

Spesies            : Pangium edule Reinw

 (Pratidina,2008)

1. Daun Kepayang :

Merupakan tanaman berdaun tunggal dengan bulu halus lembut pada bagian bawah daun dan bentuk daun bulat telur atau bulat. Daun memiliki pertulangan menjari yang menonjol di bagian bawah maupun atas dan hijau mengkilap di bagian atas dengan ukuran 15-20 cm,(Sari dan Suhartati,2015). Menurut Yohar (2012) tangkai daun kepayang berbentuk silindris dengan panjang 10-15 cm kedudukan sedikit berhadapan atau spiral yang terkumpul pada ranting.

Pada pohon muda daunnya memiliki bentuk helai, daun bulat telur memanjang berlekuk, dengan ukuran 30-45 cm, bentuk tepi daun menjari lima (palmately lobed) dan pangkal daun berlekuk kedalam (auriculate). Tangkai daun silindris kuat berkayu dengan panjang 50-58 cm. Daun kepayang memiliki musim gugur, daunnya akan gugur saat buah agung atau panen raya. Daun-daun mulai gugur ketika tua dan akan tumbuh kembali daun muda setelah berbuah (Yohar,2012).

2. Bunga Kepayang :

Memiliki bunga majemuk berbentuk tandan,memiliki tangkai bunga, daun pelindung dasar bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik. Ketika mekar akan kekuningan- hijau dan putih, memiliki bau yang samar, dengan ukuran kelopak 1-2 cm, mahkota panjang 5-8 cm, pangkal berambut hijau muda. Setiap tangkai memiliki 3-4 kuntum bunga dan memiliki kelopak bunga sebanyak tujuh helai, biasanya pada satu tangkai hanya satu bunga yang menjadi buah (Yohar,2012).

Tata letak bunga tanaman kepayang yakni Axillary atau bunga-bunga terseusun pada ketiak daun dan umumnya dibagian dekat ujung ranting. Tanaman kepayang berbunga satu kali dalam setahun, dimulai pada bulan Desember atau Januari (Yohar,2012). Bunga jantan tersusun dalam malai, sedangkan bunga betina umumnya muncul tunggal di ujung ranting,(Sari dan Suhartati,2015).

3. Buah

       Buah berbentuk bulat liontin dengan kulit tebal dengan ukuran diameter 10 sampai 20cm, buah muda bulat memanjang berwarna coklat muda,buah tua coklat kehitaman. Tangkai buah pendek 1,5-2 cm, berat buah segar 1,3-1,9 kg dengan diameter 10-16 cm, dalam satu buah umumnya 10-15 biji. Pada pohon-pohon tua tanaman kepayang akan memiliki buah yang besar dan jumlah biji di dalamnya mencapai 25 biji.

5. Batang

       Kepayang merupakan tumbuhan yang memiliki batang berkayu besar dan tinggi, bentuk batang berlekuk dangkal dengan pangkal batang berbanir (banir kuncup),kulit batang licin, kadang memiliki retakan sedikit kasar pada pohon tua. Kepayang memiliki akar tunggang yang kuat menembus kedalam tanah (Yohar,2012).

5. Akar

Kepayang memiliki akar tunggang yang kuat menembus kedalam, berwarna kuning. Jika tumbuh di daerah berbatu maka akarnya akan mencengkram dengan kuat dan pertumbuhan akar yang cepat (Yohar,2012).

Pohon kepayang banyak ditemukan ditepi sungai dan tanah berlereng dan penyebarannya cenderung mengelompok dan banyak tumbuh pada lahan dengan kemiringan cukup curam dengan pH antara 5,5-6,5. Kayu kepayang juga cukup baik dan kuat sebagai bahan pertukangan. Tumbuhan asli Indonesia ini memiliki perakaran yang kuat sehingga cocok digunakan sebagai pohon pelindung dan penghijuan di daerah aliran sungai.

Perbanyakan pada tanaman dibagi menjadi dua yakni perbanyakan tanaman secara generatif dan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif adalah perbanyakan tanaman melalui proses perkawinan antara dua tanaman induk melalui organ reproduksi berupa bunga yang kemudian terjadi penyerbukan benang sari pada kepala putik dan menghasilkan buah dengan kandungan biji didalamnya dan biji ini dapat ditanam kembali untuk menghasilkan tanaman baru.