Kamis, 14 Januari 2021

BUDIDAYA PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) Dibawah Tegakan (PLBT) Sengon

 BUDIDAYA PORANG (Amorphophallus muelleri Blume) Dibawah Tegakan (PLBT) Sengon

                                                            oleh : Anita Budiyanti, S.Hut, M.I.L

                  Penyuluh Kehutanan Muda - CDK Wilayah IX - Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat

                                        
I. PENDAHULUAN

    Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh dalam hutan. Porang merupakan tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah. Umbi porang berpotensi memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena mengandung glukomanan yang baik untuk kesehatan dan dapat dengan mudah diolah menjadi bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

II. SYARAT TUMBUH

Tanaman porang yang dibudidayakan harus punya kualitas yang baik, untuk itu perlu diketahui syarat-syarat tumbuh tanaman porang, antara lain:

1. Keadaan iklim

    Intensitas cahaya 60 – 70%

    Ketinggian 0 – 700 m dpl. Namun yang  

      paling bagus pada daerah dengan

      ketinggian 100 – 600 m dpl.

2. Keadaan tanah

     Dibutuhkan tanah yang gembur/subur  

        dan tidak becek.

     Tanah dengan tekstur lempung

        berpasir dan bersih dari alang-alang.

     Derajat keasaman tanah ideal antara

        pH 6 – 7.

3. Kondisi lingkungan

     Naungan yang ideal: Jati, Mahoni

         Sono, dan lain-lain.

      Tingkat kerapatan naungan minimal

         40% maksimal 60%. Semakin rapat    

         semakin baik. 

III. BUDIDAYA PORANG

Persiapan lahan

Lokasi tumbuh tanaman porang yang baik adalah di bawah naungan dengan itensitas cahaya 60-70%.

Kegiatan persiapan lahan :

1. Pada lahan datar

    Setelah lahan dibersihkan dari semak-semak liar/gulma lalu dibuat guludan selebar 50 cm dengan tinggi 25 cm dan panjang disesuaikan dengan lahan. Jarak antara guludan adalah 50 cm.

2. Pada lahan miring

Lahan dibersihkan tidak perlu diolah. Lalu dibuat lubang tempat ruang tumbuh bibit yang dilaksanakan pada saat penanaman.

Persiapan bibit

Porang dapat diperbanyak secara vegetatif dan generatif (biji, bulbil/katak). Bibit yang dipilih adalah dari umbi dan bulbil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali. Setelah bibit yang ditanam berumur 3 tahun, dapat dipanen selanjutnya dapat dipanen setiap tahunnya tanpa perlu penanaman kembali.

Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan prosentase tumbuh benih diatas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 0,5 m adalah:

1. Umbi : 1.500 kg (± 20-30 buah/kg)

2. Biji : 300 kg

3. Bulbil : 350 kg (±170 – 175 buah/kg) 


Daftar Pustaka

    Sari.Ramdana, dkk. Tumbuhan Porang : Prospek Budidaya Sebagai Salah Satu Sistem Agroforestry. Jurnal Litbang Kehutanan.