Minggu, 11 Desember 2022

"PETANI MILENIAL (PETMIL) KECAMATAN PASEH" Hidup Di Desa, Rejeki Kota, Bisnis Mendunia"

 Oleh :

Anita Budiyanti, S.Hut, M.I.L

Penyuluh Kehutanan Muda Kecamatan Paseh


Apa itu Petani Milenial?

Program Petani Milenial bercita-cita mendorong regenerasi tenaga kerja di sektor pertanian Jawa Barat yang memiliki inovasi, gagasan, dan kreativitas. Melalui pemanfaatan teknologi digital, petani milenial akan menggerakkan kewirausahaan bidang agrikultur yang menjadikan wajah pertanian menjadi lebih segar dan atraktif untuk bisa berkelanjutan di Jawa Barat.

Program Petani Milenial adalah program pengembangan komoditas yang melibatkan petani-petani muda di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan serta korporasi/para pemangku kepentingan lain agar tercipta ekosistem pertanian yang mandiri, maju dan berkelanjutan. 

Tujuan program Petani Milenial adalah :

1. Sebagai bagian dari upaya pemulihan perekonomian masyarakat di bidang pertanian.

2. Menumbuhkembangkan semangat kewirausahaan di bidang usaha pertanian di kalangan milenial.

3. Untuk meningkatkan produksi pangan, hortikultura dan peternakan.

4. Upaya menanggulangi pengangguran dan penciptaan lapangan kerja.

5. Sebagai salah satu upaya untuk memajukan budidaya pertanian di Jawa Barat.

Syarat yang harus dipenuhi oleh calon Petani Milenial adalah :

a. Usia antara 19-39 tahun

b. Berdomisili di Jawa Barat

c. Ber-KTP Jawa Barat

d. Sedang tidak terikat kontrak dengan instansi manapun

Berikut adalah dokumen yang kamu butuhkan untuk mendaftar :

a. Foto KTP Diri

b. Surat Pernyataan (dapat diunduh di website)

c. NPWP (jika ada)

d. Surat Nikah/Surat Cerai (jika sudah menikah)

e. KTP Pasangan (jika sudah menikah) 


Ini cara daftar program Petani Milenial

a. Mendaftarkan diri melalui https://petanimilenial.jabarprov.go.id pada browser di handphone atau komputer/laptop. Pastikan menggunakan aplikasi browser dan bukan browser pada aplikasi media social seperti Instagram.

b. Klik “Bergabung Sekarang”.

c. Pilih “Daftar Akun”.

d. Lengkapi semua informasi yang diminta.

Pendaftaran hanya dibuka selama periode yang sudah diumumkan. Di luar waktu tersebut, kamu tidak bisa mendaftar program Petani Milenial.

Informasi lengkap, termasuk tata cara dan persyaratan pendaftaran bisa dilihat disosial media resmi program Petani Milenial (Instagram: @petanimilenialjabar/Facebook : Petani Milenial/Twitter: @petanimiljabar).

Kamu juga bisa mengecek dan daftar program ini lewat website resmi Petani Milenial: https://petanimilenial.jabarprov.go.id.

PROFIL PETANI MILENIAL KOMODITAS KEHUTANAN (LEBAH MADU & JAMUR KAYU) KECAMATAN PASEH TAHUN 2022

I.  PETMIL LEBAH MADU

    Nama : Fattimah Az Zahra (Sasa)

    Usia     : 26 Tahun

 Alamat : Dusun Silegok, Desa Paseh Kidul, Kecamatan Paseh, Kabupaten Sumedang

   Kelembagaan : KTH Teuweul Rangers

    




II. PETMIL JAMUR KAYU

    Nama : Indra Septiana

    Usia    : 29 Tahun

 Alamat : Dusun Cileuksa, Desa Legok Kaler, Kecamatan Paseh

   Kelembagaan : KTH Suung Cileuksa




"Tinggal Di Desa, Rejeki Kota, Bisnis Mendunia"

PETMIL JABAR..JUARA...




Rabu, 31 Agustus 2022

KEGIATAN JUMAT MENANAM (JUNA) SEBAGAI LANJUTAN DARI PROGRAM GERAKAN TANAM PELIHARA POHON (GTPP) 50 JUTA POHON DI JAWA BARAT

OLEH :

ANITA BUDIYANTI, S.Hut, M.I.L

PENYULUH KEHUTANAN MUDA KECAMATAN PASEH


GERAKAN TANAM DAN PELIHARA POHON DI LAHAN KRITIS KABUPATEN/ KOTA SE- JAWA BARAT

        Gubernur Jawa Barat melalui Surat Edaran No. 522.4/17/Rek tanggal 17 Februari 2020 Tentang Pelaksanaan Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon di Lahan Kritis Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat menghimbau kepada seluruh warga masyarakat Jawa Barat untuk melaksanakan gerakan tanam pohon dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2005 tentang Pengendalian dan Rehabilitasi Lahan Kritis serta untuk mewujudkan Pemulihan Daerah Aliran Sungai di Jawa Barat, dengan rincian sebagai berikut :

1. Setiap ASN di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebanyak 10 pohon;

2.    Menikah sebanyak 10 pohon/orang;

3. Kelulusan/Wisuda (SMA/SMK/Perguruan Tinggi) sebanyak 10 pohon/orang;

4.    Berulang tahun sebanyak 1 pohon/orang;

5. Kenaikan pangkat/promosi jabatan ASN/TNI/POLRI sebanyak 50 pohon/orang;

6.  Masyarakat yang memperoleh perpanjangan STNK kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 5 pohon dan kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 10 pohon;

7.  Badan usaha yang memperoleh izin (IMB/Izin Usaha/ dsb) sebanyak 100 pohon / badan usaha;

 Bagi masyarakat/badan usaha yang tidak memiliki lahan, maka partisipasi Gerakan tanam pohon dapat berupa penyampaian bibit pohon ke Kantor Cabang Dinas Kehutanan/Penyuluh Kehutanan di Wilayah masing-masing Kecamatan. Selanjutnya masyarakat/badan usaha yang berkontribusi dengan melakukan penanaman secara mandiri dapat melaporkannya penanamannya melalui https://simantap.dishut.jabarprov.go.id/

 

JUMAT MENANAM (JUNA)

Juna (Jumat Menanam) merupakan Rebranding dari Gerakan Tanam Pelihara Pohon (GTPP), yang telah telah sukses melampaui target lebih dari 50 Juta Pohon, yang mana telah dicanangkan pada tahun 2019 oleh Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil atau Kang Emil, dalam acara Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI). Gerakan ini merupakan kegiatan yang harus ditularkan kepada seluruh lapisan masyarakat, agar lahan-lahan kritis yang ada di Jawa Barat teratasi, sehingga bisa meminimalisir bencana longsor ataupun banjir yang diakibatkan oleh hutan dan lahan yang gundul dan tidak produktif atau tidak ditanami pohoh/tanaman keras. Untuk memsosialisasikan kegiatan JUNA ini, melalui media sosial dan twibbon seperti berikut :

  


Di Wilayah Kerja Penyuluh Kehutanan Kecamatan Paseh, kegiatan jumat menanam (JUNA) ini telah dilaksanakan di dua lokasi yaitu :

1. SMPN 2 Paseh, Blok Sukamulya Desa Paseh Kidul dengan rincian Katapang Kencana 15 Batang, Mahoni 10 Batang, Mangga 3 Batang, Jambu Air 5 Batang, Tabebuya 1 Batang, dan Durian 2 Batang. Dengan tujuan penanaman adalah penghijauan di sekitar kawasan sekolah.

2.  Areal irigasi sawah di Desa Legok Kidul dengan rincian Mahoni 50 Batang, Trembesi/Kihujan 50 Batang, Sengon 40 Batang, dan Picung 10 Batang. Dengan tujuan penanganan areal longsor di sekitar irigasi sawah, dengan ditanami jenis-jenis pohon penguat struktur tanah.

 Seiring dengan mulai memasuki musim penghujan, kegiatan JUNA di Wilayah Kecamatan Paseh akan dilakukan sesuai rencana yang dibuat dan dalam pelaksanaannya akan berkolaborasi dengan multipihak/stakeholder. Berikut adalah dokumentasi kegiatan JUNA yang telah dilaksanakan di Kecamatan Paseh, sebagai berikut :

 

         "Juna di SMPN 2 Paseh"                     "Juna di Desa Legok Kidul"


"PLANT ONE TREE TODAY, SAVE THE WORLD FOR TOMORROW"












Senin, 04 Juli 2022

"Jenis-Jenis Tanaman/Vegetasi Penahan Longsor"

    Gerakan tanah atau yang lebih dikenal dengan istilah tanah longsor adalah proses bergeraknya suatu massa tanah dan batuan dalam jumlah yang besar menuju ke menuju ke tempat yang lebih rendah. 

    Menurut Dibyosaputro (1999), gerakan massa atau longsor adalah proses bergeraknya puing-puing batuan (termasuk tanah di dalamnya) secara besar-besaran menuruni lereng secara lambat hingga cepat oleh pengaruh langsung dari gravitasi. Gaya yang menahan massa tanah di sepanjang lereng tersebut dipengaruhi oleh sifat fisik tanah dan sudut dalam tahanan geser tanah yang bekerja di sepanjang lereng. Dampak kerusakannya antara lain berupa berubahnya permukaan tanah serta hilangnya tanah lapisan atas dan vegetasi (Kurnia et al. 2005).

    Vegetasi merupakan faktor penting dalam menjaga kemantapan lereng, karena ketiadaan tumbuhan atau pepohonan di daerah pegunungan akan sangat mempengaruhi proses longsor. Menurut Asdak (2003), pengaruh vegetasi penutup tanah adalah untuk melindungi permukaan tanah dari tumbukan air hujan, menurunkan kecepatan dan volume air larian, menahan partikel-pertikel tanah pada tempatnya melalui sistem perakaran dan serasah yang dihasilkan dan mempertahankan kemantapan kapasitas tanah dalam menyerap air. Adanya vegetasi penutup tanaman yang baik seperti rumput yang tebal atau hutan yang lebat dapat menghilangkan pengaruh topografi terhadap erosi yang akan berakibat pada terjadinya longsor. 


   Tumbuhan yang menutup permukaan tanah secara rapat tidak saja memperlambat limpasan, tetapi juga dapat menghambat pengangkutan partikel tanah. Disamping itu akar tumbuhan juga berfungsi untuk mengikat butir-butir tanah sekaligus menjaga pori-pori tanah dibawahnya, sehingga infiltrasi air hujan berjalan dengan lancar.

Tanah Longsor

Dalam periode tahun ketahun, bencana tanah longsor atau sering disebut gerakan tanah semakin sering terjadi di Indonesia. Aktifitas tanah longsor merupakan salah satu kejadian alam yang terjadi di wilayah pegunungan, terutama di musim hujan. Bencana longsor beberapa kali terjadi melanda Indonesia dalam periode musim penghujan setiap tahunnya (Naryanto et. Al., 2019). 

Konservasi Tanah

  Di wilayah Indonesia, sangat pentingnya konservasi tanah dan air pada satuan sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mulai disadari setelah terjadi banjir besar Bengawan Solo pada tahun 1966. Kesadaran atas dampak kejadian tersebut ditindak lanjuti dengan upaya penanggulangan pada skala luas melalui Proyek Penghijauan Departemen Pertanian 001 pada tahun 1969. 

Sistem pengelolaan DAS untuk mendukung pelaksanaan konservasi tanah tersebut, diformulasikan pada tahun 1972 melalui Proyek Upper Solo Watershed Management and Upland Development Project (TA INS/72/006). Dari perjalanan waktu penyelenggaran dalam pengelolaan DAS, setiap kegiatan pengelolaan DAS dapat diartikan sebagai pengelolaan sumber daya alam (SDA) berskala DAS berdasarkan integrase keterlibatan masyarakat, pengetahuan teknis dan struktur organisasi beserta arah kebijakkan dari kegiatan tersebut. Pendekatan dalam pengelolaan DAS menjadi relevan kembali setelah munculnya beberapa persoalan pengelolaan SDA serta dampak pengelolaan yang buruk. Sementara itu, pendekatan dalam pengelolaan DAS juga mengalami perubahan seiring dengan adanya perubahan situasi, permasalahan, kondisi dan pergeseran paradigma.

 Ini menguraikan cakupan, permasalahan pengelolaan SDA dan upaya yang perlu dilakukan agar semua pihak dapat mengacunya. Permasalahan DAS ini dapat dilakukan dengan cara melaksanakan penghijauan, yang dilakukan untuk mengurangi erosi tebing sungai yang disebabkan oleh adanya gerusan aliran sungai yang terjadi pada saat hujan lebat dan secara tiba-tiba. Kejadian tersebut ditambah lagi dengan rusaknya hutan dan DAS di bahagian hulu.


Selasa, 10 Mei 2022

"Gerakan Tanam Pelihara Pohon (GTPP) di WKPK Kecamatan Paseh"

Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon di Lahan Kritis Kabupaten/ Kota Se- Jawa Barat

    Gubernur Jawa Barat melalui Surat Edaran No. 522.4/17/Rek tanggal 17 Februari 2020 Tentang Pelaksanaan Gerakan Tanam dan Pelihara Pohon di Lahan Kritis Kabupaten/Kota Se-Jawa Barat menghimbau kepada seluruh warga masyarakat Jawa Barat untuk melaksanakan gerakan tanam pohon dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun 2005 tentang Pengendalian dan Rehabilitasi Lahan Kritis serta untuk mewujudkan Pemulihan Daerah Aliran Sungai di Jawa Barat, dengan rincian sebagai berikut :

  • 1. Setiap ASN di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sebanyak 10 pohon;
  • 2. Menikah sebanyak 10 pohon/orang;
  • 3. Kelulusan/Wisuda (SMA/SMK/Perguruan Tinggi) sebanyak 10 pohon/orang:
  • 4. Berulang tahun sebanyak 1 pohon/orang;
  • 5. Kenaikan pangkat/promosi jabatan ASN/TNI/POLRI sebanyak 50 pohon/orang;
  • 6. Masyarakat yang memperoleh perpanjangan STNK kendaraan roda 2 (dua) sebanyak 5 pohon dan kendaraan roda 4 (empat) sebanyak 10 pohon;
  • 7. Badan usaha yang memperoleh izin (IMB/Izin Usaha/ dsb) sebanyak 100 pohon / badan usaha;

    Bagi masyarakat/badan usaha yang tidak memiliki lahan, maka partisipasi Gerakan tanam pohon dapat berupa penyampaian bibit pohon ke Kantor Cabang Dinas Kehutanan/Penyuluh Kehutanan di Wilayah masing-masing Kecamatan. Selanjutnya masyarakat/badan usaha yang berkontribusi dengan melakukan penanaman secara mandiri dapat melaporkannya penanamannya melalui http://www.e-tanam.id.

   Kegiatan Penyuluhan Kehutanan di WKPK Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang yang berkaitan atau mendukung kepada program GTPP 50 Juta Pohon di Jawa Barat kurun waktu tahun 2020 s/d sekarang, seperti terlihat pada dokumentasi berikut ini :

"Sosialisasi Program GTPP 50 Juta Pohon di Jawa Barat kepada Camat Paseh"

"Sosialisasi GTPP kepada KUA Paseh"

"Sosialisasi GTPP kepada Pelaku Usaha Industri Kayu/Penggergajian Kayu"

"Sosialisasi GTPP 50 Juta Pohon di Jabar kepada Aparat Desa Bongkok"

"Pelaksanaan GTPP di WKPK Paseh"


"Pelaksanaan GTPP sekaligus GNPDAS dan HMPI tingkat CDK Wilayah IX tahun 2020 di Sirkuit Tegal Bokor Desa Cijambe Kecamatan Paseh"


"Pelaksanaan GTPP dan Reklamsi Areal Tambang Pasir milik PT. TPK Bilqis Kolaborasi dengan Argadika Fahutan Unwim Tahun 2022 di lokasi kawasan galian c kaki Gunung Tampomas"

    Gerakan Tanam Pelihara Pohon (GTPP) 50 Juta Pohon di Jawa Barat sejak launching tahun 2020 telah tercapai melampaui 50 juta pohon pada akhir tahun 2021 terdata 54 juta pohon yang sudah dientry data di aplikasi simantri bibit oleh para penyuluh kehutanan.
    
    Untuk tahun 2022 program GTPP masih dilaksanakan dengan tema GTPP jilid II targetnya adalah 20 juta pohon, semoga bisa terealisasi guna mendukung kinerja Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat dalam aspek tutupan lahan hutan. Mengutif motto populer "Hutan Lestari, Masyarakat Sejahtera, JABAR JUARA"













Minggu, 26 Desember 2021

Serba Serbi Bambu

     



PENDAHULUAN

     Bambu merupakan tanaman keluarga rumput-rumputan yang berujud besar seperti pohon, tumbuh dengan menggunakan rimpang akar yang beruas-ruas dengan satu tunas di setiap ruasnya, berselang seling pada ruas berikutnya. Dengan cara pertumbuhan menggunakan rimpang menyebabkan bambu lebih unggul dibanding tanaman jenis pohon. Menggunakan pertumbuhan rimpang batang memungkinkan bambu tumbuh dengan bentuk rumpun simpodial, monopodial dan amphipodial.

    Rumpun simpodial membentuk batang mengelompok dalam satu rumpun, batang muda tumbuh di bagian luar batang yang lebih tua. Cara pertumbuhan monopodial membentuk pertumbuhan batang yang saling berjauhan sehingga berkesan seperti pertumbuhan pohon yang sebatang-sebatang, yang sebenarnya batang yang berdekatan masih berasal dari satu rimpang yang sama, yang tumbuh memanjang dalam tanah. 

    Pertumbuhan amphipodial merupakan campuran bentuk keduanya, dimana rumpun tumbuh menjauh dari rumpun yang lebih tua. Seperti monopodial tetapi tumbuhnya merumpun. Bambu menyimpan kemampuan pertumbuhan batang dari dalam tanah, sehingga semua perusak baik biotik maupun abiotik yang berada di atas tanah akan sulit membunuh pertumbuhannya. 

    Contoh nyata ketika terjadi bencana wedhus gembel (awan panas) akibat letusan gunung Merapi di Yogyakarta tahun 2010, mematikan sebagian besar tanaman hutan seperti Pinus dan lain-lain tetapi bambu mampu tumbuh kembali dari bawah tanah dengan menggunakan cara pertumbuhannya yang spesifik, yaitu secara bertahap per periode pertumbuhan, ukuran diameter batang sedikit membesar dan ukuran batangnya semakin tinggi sampai pucuknya berhenti tumbuh ke atas, dan cabang mulai tumbuh ke samping. 

    Setelah demikian, batang periode berikutnya tumbuh dari rimpang batang di dalam tanah kemudian menjadi tunas batang muda atau rebung dan memanjang ke atas kemudian siklus seperti di atas diulang kembali dengan menghasilkan diameter batang dan tinggi yang lebih besar ukurannya dan demikian seterusnya. Batang muda/tumbuh terbaru biasanya tumbuh di bagian luar batang tua atau bagian luar dari rumpun, dan terlihat dari ukuran diameter batang yang lebih besar.


    Sebagai jenis tanaman yang sudah dikenal masyarakat banyak di Indonesia, bambu ditemui tumbuh di pedesaan dan banyak berperan sebagai penopang kehidupan dengan menghasilkan uang tunai dari penjualan batang dan rebungnya untuk sayuran bergizi tinggi, di samping berfungsi baik sebagai penahan tebing dari longsor dan penjaga mata air. Sebagai bahan konstruksi bangunan, harga per batang Rp 50.000,- (Mulyanto, 2010). Sedangkan sebagai penghasil sayur, rebung dihargai sekitar Rp 3.000,- – Rp 5.000,- per kilogram pada tahun 2010.

    Sekitar 1250 jenis bambu yang ada di dunia, 11 persennya tumbuh asli di Indonesia. Survei tahun 1994 di Sumatera, berhasil menginventarisasi sebanyak 56 jenis bambu, terdiri dari 22 jenis yang tumbuh alami dan 34 jenis bambu dibudidayakan (Anon, 2012). Dari sekian jenis tersebut, dua belas jenis bambu di Indonesia telah dipilih oleh Jaringan kerja bambu dan rotan internasional (INBAR) untuk dipakai sebagai indikator prioritas penelitian dan pengembangan bambu yaitu: Bambusa blumeana (bambu duri), D. asper (petung), Gigantochloa apus (bambu tali), Bambusa vulgaris (ampel), G. pseudoarundinacea (gombong), Bambusa atra, B. heterostachya, G. atroviolacea (wulung), G. balui, G. atter (bambu temen), G. scortechinii dan Schizostachyum zollingeri (bambu telur) (Anon, 1994).

    Bambu sebenarnya termasuk jenis tanaman yang tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh khusus, umumnya dapat tumbuh di semua lokasi dari ketinggian rendah sampai tinggi, tetapi basah dan keringnya lahan akan berpengaruh pada produktivitas batang dan ukurannya. Untuk jenis-jenis tertentu, kesesuaian lahan memang diperlukan untuk menghasilkan batang yang produktif dan berukuran optimal. 

    Pada kondisi lahan kering, beberapa jenis bambu seperti petung (D. asper); bambu serit (Gigantochloa robusta), bambu surat (G. pseudoarundinacea), bambu peting (G. laevis), bambu apus (G. apus), bambu benel (G. atter), ampel kuning (Bambusa vulgaris var striata), ampel hijau (B. vulgaris var vitata) dan bambu ori, duri (B. blumeana) cocok atau sesuai dan tumbuh baik. Sedangan untuk lahan basah atau sering tergenang banjir dan kesuburannya marjinal, bambu ampel kuning (B. vulgaris var striata dan ampel hijau (B. vulgaris var vitata) serta bambu duri sangat sesuai. Beberapa jenis bambu sesuai tumbuh pada lahan dengan iklim C dan D atau iklim kering seperti jenis-jenis ampel kuning, ampel hijau, bambu duri/ ori, dan bambu ater (G. atter). 

    Sedangkan pada iklim basah (A dan B), semua jenis bambu dapat tumbuh baik (Sutiyono, 2012). Menurut Anon (2012), bambu duri tumbuh pada tanah basah sepanjang sungai, bambu balku (B. balcooa) tumbuh pada ketinggian di atas 600 m, curah hujan tahunan 2500-3000 mm/tahun. Tumbuh di berbagai tipe tanah khususnya tanah bertekstur keras dengan pH 5,5; Pring gesing (B. blumeana) tumbuh hingga ketinggian 300m di tanah marjinal atau sepanjang sungai, tahan genangan, pH optimal: 5-6,5; Bambu cina tumbuh pada bermacam-macam jenis tanah, khususnya tanah liat berpasir. Juga tahan hidup di daerah bersuhu dingin, ketinggian 1500 m dpl. Bambu bengal (B. tulda) tumbuh di tanah bsah, perbukitan, pinggir sungai sampai ketinggian 1500 m dpl. Bambu kuning (B. vulgaris var striata) tumbuh baik mulai dataran rendah sampai 1200 m dpl., di tanah marjinal, sepanjang sungai, tahan genangan, pH optimal 5-6,5. 

    Bambu petung tumbuh mulai dataran rendah sampai ketinggian 1500m dpl. Tumbuh terbaik pada ketinggian 400 – 500 m dpl, curah hujan sekitar 2.400 mm/ tahun. Terbaik tumbuh di tanah dengan drainase baik. Bambu sembilang (D. giganteus) tumbuh di tanah tropis sampai ketinggian 1200 m dpl, dan di dataran rendah tropis berpasir. Bambu taiwan (D. latiflorus) tumbuh di tanah subur, lembab, curah hujan tinggi, tidak di tanah liat dan berpasir atau tanah dengan pH kurang dari 7. Bambu tali (D. strictus) tumbuh di segala jenis tanah liat berpasir dengan drainase baik, pH 5,5 – 7,5. Ketinggian sampai 1200, curah hujan optimum 1000-3000 mm per tahun. Bambu apus, tumbuh di dataran rendah, tinggi, sampai 1500 m dpl, di tanah liat berpasir. Bambu wulung/ hitam (Gigantochloa atroviolacea Widjaja) tumbuh di dataran rendah, lembab, curah hujan 1500-3700 mm/tahun. Tumbuh di tempat kering berbatu atau tanah merah.


BUDIDAYA BAMBU

Permintaan akan Bambu meningkat, Kenapa? 

a. Bambu merupakan komoditas penting dalam menggantikan kebutuhan bahan baku produk - produk industri yang terbuat dari kayu. 

b. Bambu memiliki banyak keunggulan dari segi sosial, ekonomi dan budaya. 

c. Dapat tumbuh cepat di semua jenis tanah dan ketinggian. 

d. Mampu menahan laju erosi, mengurangi polusi air dan dapat berfungsi sebagai tanggul alam.

Metode Perbanyakan ;

1. Generatif 

2. Vegetatif

Perbanyakan Generatif :

 • Menggunakan biji 

• Sangat jarang didapatkan (pembungaan yang tidak pasti dan jarang, kalaupun ada biasanya bijinya bersifat infertil. Selain itu, sebagian besar bambu akan segera mati setelah mengalami fase pembungaan.) 

• Terdapat 7 jenis bambu yang diketahui bisa berbiji.  

Perbanyakan Vegetatif :

1. Makro : Akar Rimpang, Batang

2. Mikro : Kultur Jaringan (Kuljar)

Teknik Penanaman di lapangan :

a. Penyiapan lahan tanam, tidak membutuhkan lahan dengan persyaratan yang khusus serta mengatur jarak tanam terutama untuk bambu yang jenis rumpun. 

b. Pembuatan lubang tanam, ukuran lubang tanam sama seperti dengan menanam pohon pada umumnya hanya saja perlu diperhatikan jarak tanam antar lubang tergantung pada jenis bambu dan rumpunnya. Satu bulan sebelum penanaman lubang tanam diberikan pupuk atau seresah untuk meningkatkan penyediaan unsur organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan akar. 

c. Penanaman dilakukan menjelang musim penghujan sekitar November dan paling lambat Februari.

Kamis, 26 Agustus 2021

Serba Serbi Pohon Kepayang (Pangium edule Reinw)

                                            


Tanaman kepayang atau Pangium edule Reinw merupakan tanaman pohon yang tumbuh liar di sekitar daerah aliran sungai. Tanaman ini termasuk suku Achariaceae ( dulu dimasukkan dalam suku Flacourtiaceae). Orang Sunda menyebut tanaman ini sebagai picung, pucung atau kepayang sedangkan di Toraja disebut Panarassan dan di Minangkabau disebut Simaung (Yohar,2012).

Kepayang termasuk kelompok pohon besar, tinggi pohon mencapai 25 meter (Yohar,2012). Menurut Arini (2012) pohon kepayang dapat mencapai umur 100 tahun, tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat 10-1000 mdpl, pada tanah berbatu, tanah liat, yanah aluvial, podsolik, bahkan tanah miskin unsur hara. Pohon kepayang umumnya tumbuh di ketinggian 350 mdpl dan membutuhkan lingkungan yang cukup air, dapat tumbuh didaerah lebih tinggi beriklim kering dan jarang terkena banjir (Partomihardjo dan rugayah,1989).

Botani Kepayang

Klasifikasi kepayang adalah :

Kingdom         : Plantae

Divisi               : Spermatophyta

Sub divisi        : Angiospermae

Kelas               : Dicotyledonae

Bangsa            : Cislales

Suku                : Flacoutiaceae

Genus              : Pangium

Spesies            : Pangium edule Reinw

 (Pratidina,2008)

1. Daun Kepayang :

Merupakan tanaman berdaun tunggal dengan bulu halus lembut pada bagian bawah daun dan bentuk daun bulat telur atau bulat. Daun memiliki pertulangan menjari yang menonjol di bagian bawah maupun atas dan hijau mengkilap di bagian atas dengan ukuran 15-20 cm,(Sari dan Suhartati,2015). Menurut Yohar (2012) tangkai daun kepayang berbentuk silindris dengan panjang 10-15 cm kedudukan sedikit berhadapan atau spiral yang terkumpul pada ranting.

Pada pohon muda daunnya memiliki bentuk helai, daun bulat telur memanjang berlekuk, dengan ukuran 30-45 cm, bentuk tepi daun menjari lima (palmately lobed) dan pangkal daun berlekuk kedalam (auriculate). Tangkai daun silindris kuat berkayu dengan panjang 50-58 cm. Daun kepayang memiliki musim gugur, daunnya akan gugur saat buah agung atau panen raya. Daun-daun mulai gugur ketika tua dan akan tumbuh kembali daun muda setelah berbuah (Yohar,2012).

2. Bunga Kepayang :

Memiliki bunga majemuk berbentuk tandan,memiliki tangkai bunga, daun pelindung dasar bunga, mahkota bunga, benang sari dan putik. Ketika mekar akan kekuningan- hijau dan putih, memiliki bau yang samar, dengan ukuran kelopak 1-2 cm, mahkota panjang 5-8 cm, pangkal berambut hijau muda. Setiap tangkai memiliki 3-4 kuntum bunga dan memiliki kelopak bunga sebanyak tujuh helai, biasanya pada satu tangkai hanya satu bunga yang menjadi buah (Yohar,2012).

Tata letak bunga tanaman kepayang yakni Axillary atau bunga-bunga terseusun pada ketiak daun dan umumnya dibagian dekat ujung ranting. Tanaman kepayang berbunga satu kali dalam setahun, dimulai pada bulan Desember atau Januari (Yohar,2012). Bunga jantan tersusun dalam malai, sedangkan bunga betina umumnya muncul tunggal di ujung ranting,(Sari dan Suhartati,2015).

3. Buah

       Buah berbentuk bulat liontin dengan kulit tebal dengan ukuran diameter 10 sampai 20cm, buah muda bulat memanjang berwarna coklat muda,buah tua coklat kehitaman. Tangkai buah pendek 1,5-2 cm, berat buah segar 1,3-1,9 kg dengan diameter 10-16 cm, dalam satu buah umumnya 10-15 biji. Pada pohon-pohon tua tanaman kepayang akan memiliki buah yang besar dan jumlah biji di dalamnya mencapai 25 biji.

5. Batang

       Kepayang merupakan tumbuhan yang memiliki batang berkayu besar dan tinggi, bentuk batang berlekuk dangkal dengan pangkal batang berbanir (banir kuncup),kulit batang licin, kadang memiliki retakan sedikit kasar pada pohon tua. Kepayang memiliki akar tunggang yang kuat menembus kedalam tanah (Yohar,2012).

5. Akar

Kepayang memiliki akar tunggang yang kuat menembus kedalam, berwarna kuning. Jika tumbuh di daerah berbatu maka akarnya akan mencengkram dengan kuat dan pertumbuhan akar yang cepat (Yohar,2012).

Pohon kepayang banyak ditemukan ditepi sungai dan tanah berlereng dan penyebarannya cenderung mengelompok dan banyak tumbuh pada lahan dengan kemiringan cukup curam dengan pH antara 5,5-6,5. Kayu kepayang juga cukup baik dan kuat sebagai bahan pertukangan. Tumbuhan asli Indonesia ini memiliki perakaran yang kuat sehingga cocok digunakan sebagai pohon pelindung dan penghijuan di daerah aliran sungai.

Perbanyakan pada tanaman dibagi menjadi dua yakni perbanyakan tanaman secara generatif dan perbanyakan tanaman secara vegetatif. Perbanyakan tanaman secara generatif adalah perbanyakan tanaman melalui proses perkawinan antara dua tanaman induk melalui organ reproduksi berupa bunga yang kemudian terjadi penyerbukan benang sari pada kepala putik dan menghasilkan buah dengan kandungan biji didalamnya dan biji ini dapat ditanam kembali untuk menghasilkan tanaman baru.